Cerita Inspirasi

Jadilah Sang Pemenang

Optimis dan yakinlah !! Pasir pun bisa jadi mutiara. Pada suatu hari seekor anak kerang didasar laut mengadu dan mengadu pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. Anakku, kata sang ibu sambil bercucuran air mata, Allah tidak memberikakn pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat, kata ibunya dengan lembut. Anak kerang pun mengikuti nasehat ibunya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang-kepalang. Kadang ditengah kesakitannya, iya meragukan nasihat ibunya. Tetapi, meski berurai air mata, ia bertahan. Bertahun-tahun lamanya. Dan tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mangkilap pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang hanya sekedar hidangan diatas meja makan. Cerita di atas adalah sebuah paradigma yang menjelaskan bahwa penderitaan, masalah, rasa sakit dan kesuksesan, adalah satu paket harga yang tidak dapat kita beli secara terpisah. Hanya ada satu jalan untuk menjadikan kerang biasa menjadi kerang luar biasa. Sebuah hukum alam dan menjadi sunatullah. Kalau Anda ingin sukses maka Anda harus siap menjalani hal-hal yang tidak mau terbiasa menghindari masalah, banyak mengeluh dan senang mencari-cari alasan yang membenarkan kemalasannya. Orang-orang luar biasa justru melihat peluang dalam masalah, pantang mengeluh dan yakin bahwa Allah tidak akan pernah memberikan masalah yang tidak sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. kemauan, antusias, optimis, yakin dan mau bertindak nyata adalah bagian dari perangkat yang harus Anda persiapkan untuk mewujudkan siapa jati diri Anda. Tidaklah berbeda antara orang yang pandai memasak namun tidak mau memasak dengan orang yang tidak bisa memasak, hasilnya adalah tidak ada masakan yang dapat dihidangkan. Begitu pun orang yang bisa membaca namun tidak mau membaca adalah sama dengan orang yang buta huruf, tidak ada buku yang terbaca. Permasalahan sekarang bukanlah bisa atau tidak bsa, namun yang jadi masalah utama adalah MAU atau TIDAK MAU. Seorang pemenang dengan seorang pecundang hanya dibedakan oleh garis tipis yang sebenarnya mampu dilalui oleh sang pecundang jikalau sang pecundang mengetahui garis tipis tersebut. Garis tipis tersebut adalah sejauh mana Anda mampu menahan rasa sakit yang Anda alami untuk meraih mimpi-mimpi yang Anda harapkan. Sungguh, jikalau batu akan pecah pada pukulan ke-100, maka berhentilanya Anda pada pukulan ke-99 tetap tidak mampu memecahkan batu tersebut. Selama Anda tidak pernah berhenti atau menyerah, Anda tidak akan pernah gagal. Gagal adalah peristiwa dan kita bisa ulang kembali peristiwa yang lain sampai kita berhasil. (sumber: 30 hari mencari jati diri)


Raihlah Impian

Seorang anak laki-laki bernama Monty. Ayahnya adalah seorang pelatih kuda miskin yang kerjanya melatih kuda-kuda ditiap peternakan. Berpindah disatu tempat ke tempat yang lain, dari satu peternakan ke peternakan yang lain. Singkat cerita sang anak sering berpindah-pindah sekolah karena mengikuti pekerjaan sang ayah. Kisah ini dimulai pada saat Monty mendapat tugas dari guru gambarnya disekolah untuk membuat suatu karangan mengenai apa yang dia inginkan. Akhirnya, pada malam harinya dia berpikir dan mengerjakan karangan itu menjadi 7 halaman karangan. Yang menakjubkan untuk anak seusia Monty pada saat itu adalah dia menulis ke-7 halaman karangan itu begitu terperinci mengenai peternakan kuda. Karena sang ayah adalah seorang pelatih kuda sehingga membuat Monty terobsesi sekali mempunyai impian berupa peternakan kuda seluas 200 hektar dan terdapat rumah seluas 4000 m². Ditengah-tengah peternakan tersebut, semua track lintasan kuda, arena bertanding, kadang kuda, serta rumahnya digambar dengan jelas dan detail tanpa terlewatkan satu hal kecil pun. Esok harinya dia menyerahkan hasil karangan tersebut kepada gurunya. Dua hari kemudian semua karangan dikembalikan oleh sang guru kepada murid. Namun, Monty melihat karangan tersebut dengan kecewa karena karangan tersebut mendapat nilai F serta terdapat tulisan catatan gurunya, "mohon bertemu saya setelah kelas." Hanya Monty seorang yang mendapat nilai F pada saat itu. Ketika bertemu dengan gurunya Monty langsung protes dengan nilai tersebut. Tapi malah sang guru yang balik menyalahkan Monty. Gurunya berkata bahwa semua yang dimuat oleh Monty itu adalah impian yang tidak masuk akal, semuanya terlalu besar buat anak seukuran engkau, engkau hanyalah seorang anak dari pelatih kuda miskin, mana mungkin bisa mewujudkan itu semua, itu memerlukan biaya yang sangat besar sekali, engkau tidak punya latar belakang, bahkan engkau sekarang tidak m enyiapkan sedikit pun untuk membangun ini, mana mungkin ini semua bisa terjadi. "kamu saya berikan waktu untuk memperbaiki karangan ini, apabila kamu mambuat sesuatu yang lebih masuk akal nilaimu akan saya uabah Monty." Begitulah kata sang guru kepada terhadap Monty. Akhirnya Monty pulang dan berfikir apakah dia harus merubah semua karangannya. Dia berkata pada sang ayah. Sang ayah dengan bijak hanya berkata,"Monty, ini semua terserah pada kamu, karena ini semua menyangkut masa depanmu, engkau sendirilah yang bisa menentukan hidupmu." 1 minggu kemudian berlalu, akhirnya Monty mengumpulkan karangan tersebut tanpa merubah sedikit pun. Monty kecil hanya menulis,"Guru, engkau boleh menyimpan nilai F tersebut, tapi aku akan tetap mrnympan impian ini." Puluhan tahun berlalu sejak kejadian itu. Sekarang, Monty besar bercerita kepada grupnya, saya bercerita seperti ini kepada kalian karena guru saya tersebut duduk di lahan peternalan kuda saya seluas 200 hektar dan masuk ke dalam rumah saya seluas 4000 m². Saya masih menyimpan karangan dulu tersebut, bahkan membikainya dan tetap bertulisan huruf F untuk nilainya. dua musim panas yang lalu bahkan guru yang memberi nilai F tersebut datang kepada Monty bersama 30 oarng anak kecil lainnya untuk melihat peternakan kuda Monty. Pada saat pulang sang guru bisa katakan kepada Monty:"Monty, sekarang saya bisa katakan kepada Anda. Pada saat saya menjadi guru Anda, saya telah menjadi orang yang mencuri impian banyak dari anak-anak seperti Anda, tetapi Anda sungguh luar biasa untuk terus mempertahankan impian tersebut." (sumber: 30 hari mencari jati diri)


Siap Menempa Diri

Simaklah kisah sederhana tentang sebuah cangkir yang ditempa dari tanah liat biasa.
Cangkir cantik manapun yang pernah Anda lihat akan memiliki sejarah yang hampir sama walau berasal dari tempat yang berbeda. Kalau cangkir ini mampu berbicara maka dengarlah rahasia kecantikannya yang membuat setiap orang tertarik untuk melihat dan membelinya.
Dengarlah kata-katanya, "Terima kasih atas perhatiannya, ketahuilah sebelum aku menjadi cangkir yang cantik, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun, suatu hari seorang perajin dengan tangan kotor melempar aku dengan keras ke sebuah roda berputar.
Kemudian ia mulai memutarmutarku hingga aku merasa pusing. "Stop! Stop! Aku berteriak, tapi orang itu berkata, "belum", lalu ia menyodok dan meninjuku berulang-ulang.
"Stop! Stop!" Teriakku lagi, tapi orang ini masih meninjuku dan tidak menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia menasukkanku ke dalam perpian. "Panas! Panas!" Teriakku dengan keras. "Stop! cukup!" Teriakku lagi, tapi orang ini berkata, "belum!"
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian dan membiarkanku dingin. Oh, ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya demikian memualkan. "Stop! Stop!" aku berteriak. Wanita itu berkata, "belum!" lalu ia memberikan aku kepada seorang pria yang kemudian memasukan aku ke dalam perapian yang lebih panas dari sebelumnya. "Tolong! Hentikan penyiksaan ini!" Teriakku kuat-kuat sambil menangis, tapi orang ini tidak mempedulikanku. Setelah puas membakarku ia membiarkan aku dingin. Setelah bener-benar dingin, seorang wanita mengelapku dan mengangkat aku ke dekat sebuah kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tak percaya karena di depanku ada sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua penderitaanku seakan lenyap seketika tatkala melihat keadaan didriku. Aku baru tahu ternyata perlakuan yang begitu kurasa menyakitkan yang membentukku menjadi sebuah cangkir cantik.
(sumber: 30 mencari hari jati diri)



Peluang di dalam masalah

Ada sebuah cerita tentang nelayan jepang yang kita bisa ambil hikmahnya. Orang jepang sejak lama menyukai ikan segar. Tetapi tidak banyak ikan yang tersedia di perairan yang dekat dengan jepang dalam beberapa dekade ini. Jadi untuk memberi makan populasi jepang, kapal-kapal penangkap ikan bertambah lebih besar dari sebelumnya. semakin jauh para nelayan pergi, semakin lama waktu yang dibutuhkan para membawa hasil tangkapan itu kedaratan. jika perjalanan pulang mencapai beberapa hari, ikan tersebut tidak segar lagi. orang jepang tidak menyukai rasanya. untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perikanan memasang freezer di kapal mereka. Mereka akan menangkap ikan dan langsung membekukannya dilaut. Freezer memungkinkan kapal-kapal nelayan untuk pergi semakin jauh dan lama. Namun, orang jepang dapat merasakan perbedaaan rasa antara ikan segar dan beku, dan mereka tidak menyukai ikan beku. Ikan beku harganya menjadi lebih murah. Sehingga perusahaan perikanan memasang tangki-tangki penyimpan ikan di kapal mereka. para nelayan akan menangkap ikan dan langsung menjejalkannya ke dalam tangki hingga berdempet-dempetan. Setelah selama beberapa saat saling bertabrakan, ikan-ikan tersebut berhenti bergerak. mereka kelelahan dan lemas, tetapi tetap hidup. Namun, orang jepang masih tetap dapat merasakan perbedaannya. Karena ikan tadi tidak bergerak selama berhari-hari, mereka kehilangan rasa ikan segarnya . Orang jepang menghendaki rasa ikan segar yang lincah, bukan ikan yang lemas. Bagaimanakah perusahaan perikanan jepang mengatasi masalah ini? bagaimana mereka membawa ikan dengan rasa segar ke jepang? jika Anda menjadi konsultan bagi industri perikanan, apakah yang Anda rekomendasikan? Solusi terbaiknya ternyata sederhana, sangat sederhana. Bagaimana ikan jepang tetap segar? untuk menjaga rasa ikan tersebut tetap segar, perusahaan perikanan jepang tetap menyimpan ikan di dalam tangki. Tetapi, kini mereka memasukan seekor ikan hiu kecil ke dalam masing-masing tangki. Memang, ikan hiu memakan sedikit ikan, tetapi kebanyakan ikan sampai dalam kondisi hidup sangat segar. Ikan-ikan tersebut ternyata tertantang untuk bertahan hidup dari ancaman.
(sumber: 30 hari mencari jati diri)